Sabtu, 03 November 2012

sulit MoveOn!


                             KETIKA ‘MOVE ON’ ITU SULIT!

Jatuh Cinta, kata orang jatuh cinta itu berjuta rasanya tetapi tidak buatku apalagi orang yang kita suka itu tidak tahu. Jika dibayangkan bagaimana rasanya suka sama orang selama 3 tahun tapi orang  tersebut tidak tahu, pastinya semua rasa cinta itu akan terasa sakit di hati dan sangat sulit diucapkan lewat mulut.
Namaku Vena , aku sekarang sudah kelas 3 SMA. Sudah banyak teman yang aku kenal, sudah banyak pula cowok cowok yang dekat denganku. Tetepi ada satu yang aku anggap spesial di hatiku. Aku mengenalnya sejak kelas 1 SMA namanya Irvan. Awalnya aku menganggap dia Cuma sebagai teman tetapi perlakuannya yang spesial darinya membuatku merasakan bahwa dia memiliki rasa terhadapku.
Kami berdua itu dekat sekali, kedekatan kami berdua membuat teman-temanku mengira kalau aku pacaran dengan dia. Karena aku saat itu suka padanya aku tidak membeir respon terhadap gossip itu.
Irvan, Irvan dan Irvan hampir aku selalu ingat dengan namanya, senyuman manisnya dan perlakuannya yang romantis membuat aku tidak bisa melupakan namanya. Aku yakin saat itu bahwa Irvan belum punya pacar. Walaupun rasa sukaku ke Irvan belum tersampaikan ke Irvan.
Ternyata  dia memberi harapan buatku , aku senang rasanya, serasa sebentar lagi aku memiliki Irvan. Setiap istirahat, setiap pulang sekolah aku selalu melihat senyumya yang manis itu.
Setahun berlalu, kini aku semakin akrab sama dia. Sekarang kita sama sama kelas 3 SMA walaupun rasa sukaku ke dia belum tersampaikan, waktu itu aku menunggu dia menyatakan rasa sukanya karena menurutku dia menyukaiku. Kedekatan kita berdua seperti orang pacaran. Woww banget gitu.
“Irvan.......” teriakku memanggil dia di depan kelas
“eh Vena, kenapa Ven?” jawabnya sambil  menghampiriku
“eeee, gakpapa si, hehe Cuma........”
“Cuma kangen ven, alah tau aku, pasti kangen nih,” gombal dia
Tiba tiba teman temanku menghampiri kami 
“ciye ciye ahaide ehem, yng pacaran-pacaran kangen kangenan nih” goda temen-temenku
“Apaan si, enggak “ jawabku
“udah ah Ven, ayok ke kantin” ajak Irvan kepada ku. Wow dengan senang hati aku mengiyakan ajakannya.  Hampir disekolah, di facebook, di twitter, di sms, selalu akrab bersama.

Waktu kini telah berjalan, entah kenapa salama 1 minggu ini aku jarang berkomunikasi sama Irvan.  Enggak SMS, enggak nge-mention  aku gengsi kalau harus ngesms dia duluan. Akhirnya aku tunggu dia  sampai dia dulu yang mengabariku. Tetapi sudah berminggu-minggu dia gak kasih kabar apa-apa ke aku.  Aku benci Irvan! Aku benci! Sekarang aku mau cuek sama dia, aku gak mau senyum sama dia. Seterusnya ketika aku ketemu Irvan aku  jaim tanpa ekspresi apapun.
“Vena.... eh kamu udah minta makan-makan ke Irvan belum? “ tanya Rossa kepadaku
“makan-makan? Emang Irvan lagi  ngadain apa?
“yah kamu, kan Irvan jadian sama Lena  dua hari yang lalu. Aku aja di kabari Lena tadi pagi, kamu kan sahabatnya Irvan, tagih dia dong  doa’in biar dia langgeng” kata Rosa yang merupakan  sahabat Lena
Remuk hatiku saat itu, pecah, pupus harapanku saat itu aku terdiam sejenak serasa hancur.
“masak sih, hem yaudah nanti gampanglah” kataku dengan senyum ke Rossa walaupun sebenarnya dalam hati ini merasakn pilu yang dalam.
Ternyata Rossa gak tau kalau ada gosip aku dan Irvan. Dia juga gak tau kalau aku suka suka dan suka sama Irvan. Akhirnya aku coba untuk  mencari informasi kebenaran itu. Ketika aku mau ke perpustakaan aku melihat Irvan sedang  berdua sama Lena. Sontak kaget rasanya hati ini terasa remuk, sakit dan sakit ternyata Irvan dan Lena jadian! Kenapa Irvan tega kepadaku, kalau memang dia gak suka sama aku kenapa dia memberi harapan palsu kepadaku.  Aku kira dia suka kepadaku tapi dia ternyata memberi harapan kosong kepadaku.  Irvan jahat!
*****
21 September 2012, hari ini ulang tahun Irvan. Aku jadi keinget tahun lalu, ketika Irvan ulangtahun aku menemaninya sepanjang hari, dan dia memberi surprise untukku. Sakit sekali rasanya ketika tahun ini dia memberikan hatinya buat Lena! Tahun ini aku mengucapkan ulang tahun buat dia tetapi enggak di respon sama sekali. Oh Tuhan...  Irvan membuat aku hatiku hancur lagi.
‘Irvan happysweet seventeen, semoga kamu  gak lupa sama kenangan kita dulu, dan semoga kamu bahagia bersama Lena bukan Vena’  batinku dalam hati  dan membuat hatiku semakin pilu.

Beranjak beberapa hari  aku juga ulang tahun. Tepatnya pada tanggal 28 September 2012, aku juga masih teringat tahun lalu, ketika Irvan mengucapkan kata-kata romantis kepadaku. Aku masih ingat kata dia
‘Ven tahun besok  ketika kamu sweet seventeen aku mau ngasih boneka teddy bear yang besar itu buat kamu’
aku masih ingat banget, dan catatan itu masih aku simpen di buku diaryku. Kenyataan nya ketika ulangtahunku saat ini dia sama sekali tidak mengucapkan kepadaku apalagi memberiku sebuah boneka. Sedih rasanya aku saat itu kenangan itu telah PUPUS dan gak akan mungkin kembali lagi. Aku udah gak bisa ngerasain lagi betapa sakitnya hatiku. Betapa mirisnya hatiku.
***
Aku udah nyoba ‘Move On’ ke orang lain yaitu sama Farel. Aku udah jadian  sama Farel, perlahan lahan aku mencoba melupakan  kenangan bersama Irvan. Tetapi walaupun Farel udah romantis dan udah perhatian sama aku tetep aja aku belum bisa ‘Move On’ dari hatinya Irvan. Maafin aku ya Farel walaupun aku udah menjadi milikmu tetapi aku belum bisa sepenuhnya ‘Move On’ dari hatinya Irvan. Mungkin aku masih akan tetap menunggu Irvan. Ternyata Jatuh Cinta itu gak selamanya indah, jika kita terlalu suka sama seseorang maka kita akan dijatuhkan dengan cinta itu sendiri. “Move on itu sulit!”

ZAHRINA OKTAVIANA
Facebook : ZAHRINA OKTAVIANA
Twitter : @oktavianaarin

PUPUS _ cerpen

“Pupus”

Hari itu aku keterima di SMA favorit pilihanku.  Seneng saat itu ku rasakan, aku jadi tak sabar  ingin rasanya aku ingin menginjakan kakiku di kelas yang baru dengan suasana baru.
Senin 08 Juli 2011,  hari pertama aku masuk sebagai siswa berseragam putih abu-abu. Aku kira dikelas yang baru ini aku akan mendapatkan  sesuatu yang baru, tapi ternyata sama saja, menurutku lebih enak jadi siswa smp kalau begini jadinya. Huh, hari-hariku jadi bosan dan bosan. Tapi dengan hal tersebut aku jadi berpikir bahwa aku harus menjadi seseorang yang menyenangkan  agar bisa bergaul dengan teman-teman baruku disini. Alhasil aku pun berhasil, aku sekarang udah punya banyak teman , gak seperti dulu yang membuatku merasa bosan dengan masa SMA.
            Hari berganti hari aku semakin akrab dengn teman-teman semua. Kecuali satu orang cowok namanya Tian. Mungkin di kontakku hanya nama Tian yang tidak tercantum. Huh, lagian jadi cowok kok aneh banget, kalau dibilang pendiem sih enggak, tapi aneh aja gitu. Senangnya menyendiri.
                                                                  ###
“aduh, ulangan sosiologi bab berapa aja sih ya?’’ kataku sambil membolak balik buku
“oh ya, kok aku gak kepikiran  sms si Ade sih” lalu aku mengambil hp ku dan mengetik beberapa kata buat si ade. Tak lama kemudian ringtone hp ku berbunyi dan tandanya ada sms masuk
”tanya Tian aja, dia yang tahu, kan dia yang disuruh nyebarin, ni tak kasih nomernya 08976718###”
            Yah terpaksa aku harus tanya dia, hitung-hitung juga buat nyimpen nomer dia dihapeku.  Ternyata dia anaknya asyik juga yah, sampai sampai kita smsn berlarur-larut. Padahal besok ulangan sosiologi tapi malah smsn gak jelas sama Tian. Hahaha 
            Keesokan harinya , waktu ulangan kita berdua saling mencontek. Soalnya kita berdua sama-sama gak belajar. Hahaha. Sejak saat itu Tian yang awalnya aku kira cowok aneh sekarang semakin akrab denganku. Dia itu caper banget sama aku seolah-olah ingin mencuri perhatianku. Setiap aku ingin jalan selalu dia menghalangi dengan tingkah-tingkah konyolnya. Gak penting banget pokoknya.
            Aku merasa berbeda dengan kelakuannya. Kelakuannya itu kadang membuat aku sebel tapi kelakuannya itu juga ngangenin. Lama-kelamaan  timbul rasa yang berbeda ketika aku menatap matanya. Aku juga merasa  berbada ketika dia menatap mataku. Apa mungkin aku menyimpan sasuatu sama dia?
###
“ciye, ihir jadian ya sama Tian, makan-makannya mana?”  goda Ade kepadaku
“jadian? Ngaco kamu deh”
“alah via, kamu jangan bohong deh, sekelas juga udah pada dengaer gosip itu. Asyik ni ye tiap hari ketemu terus”
            What? Gosip?  Gawat ni ternyata kedekatan  aku ama Tian muncul gossip seperti itu. Tapi no problem aku malah seneng digosipin pacaran sama Tian tapi kalau Tian entahlah.
###
Aku semakin yakin, bahwa rasa ini bukan rasa biasa. Aku selalu menanggap kalau Tian juga suka sama aku. Mungkin benar, bahwa aku benar-benar suka sama si Tian. Tian dan Tian yang ada di pikiranku.
            “Ar, ari kayaknya Tian suka deh sama aku” aku curhat pada Ari
            “emang kamu yakin, belum tentu lho, dia kan playboy” jawab Ari
            “beneran kok, buktinya dia caper banget sama aku. Eh Ar, jujur aku suka Tian walaupun Tian gak tahu bagaimana perasaanku padanya, tapi aku selalu berpikir kalau aku bisa bersamanya”
            “ aduh, ciye semangat banget kamu vi, iyadeh aku dukung kamu”
###
Hampir 1 tahun aku sekelas sama dia, dan sampai sekarang dia gak tahu perasaanku yang sebenarnya ke dia. Bentar lagi kenaikan kelas, otomatis  kita berdua akan pisah kelas. Jadi  aku berharap kelakuan Tian yang nggemesin itu gak berubah.
            Ternyata benar kita berdua pisah kelas, dia di 11a dan aku di 11b. Tapi gakpapa selagi masih berdekatan. Aku kan bisa modus ngeliat dia setiap saat, hehe. Dia sekelas sama Ari, yah kalau boleh tukeran kelas sih, aku mau tukeran sama Ari.
            Makin lama kelakuan capernya makin bnzertambah ke aku, aku tentunya seneng dong. Kita berdua itu deket banget. Dia sering nyamperin aku ke kelas, Ngirim sms ke aku, wall to wall di facebook, sampai hal konyol di sekolahan.  Pernah saat itu aku di isengin di kelas, dia sengaja mendorongku ke tempat sampah sampai hamper terjatuh, tapi tanganku dipegangin dia. Oh so sweet banget. Walaupun rasa ini masih terpendam.  Gak masalah deh, walaupun rasa ini masih terpendam dan mungkin dia gak akan pernah tau selamanya, tapi aku masih sengeng setiap ngeliat dia tersenyum.
                                                                        ###
            “Tian diluar gak ya, biasanya dia sama Kevin dan bagus diluar, coba ah modus aja”
Ketika aku keluar kelas, ternyata benar dia diluar kelas. Tapi yang aku lihat dia lagi bareng Ari, keliatan akrab banget. Entah kenapa saat itu aku cemburu banget, ketika aku akan  menjauhi mereka terdengar suara memanggilku.
“Via, bentar. Kata Ari kamu suka sama aku. Kata dia kamu sering cerita aku ke dia. Katanya kamu suka sama aku?” pertanyaan yang seolah-olah sangat menusuk di dadaku
            Waktu itu aku tak bisa berkata apa-apa, aku serasa benci dan benci banget sama Ari. Mengapa dia tega menceritakan semuanya pada Tian. Ku kira dia sahabat, tapi sekarang dia berkhianat. Hah, ingin ku refresh otak ini, dan lupakan semua tentang Tiaaaaann. Tapi sayangnya itu sia-sia.
            Sakit sakit dan sangat sakit, mengapa Tian harus tahu dengan cara seperti ini. Akhirnya aku akan putuskan untuk mencoba melupakan Tian.
            “TIAAAN, AKU GAK PERNAH SUKA SAMA KAMU, ARI BOHONG, AKU GAK PERNAH SUKAA”  aku mencoba bilang sama Tian, walaupun sebenarnya kata-kata itu beda jauh sama perasaanku. Aku terpaksa bohong  sama dia, dan itu sangat sakit kurasakan.
###
Sejak saat itu aku mencoba melupakan Tian, aku cuek banget sama dia. Sampai akhirnya Tian punya pacar baru, dan aku mencoba sabar. Mencoba menerima walau hati ini menangis. Mungkin kenangan dulu hanya akan menjadi debu yang terbang ditiup angin. Tapi entah mengapa saya sering memimpikannya.
Aku mencoba tersenyum dihati yang luka ini. Lebih parah lagi, Ari sahabatku sekarang ingin membuat aku cemburu. Setiap aku buka beranda atau timeline, selalu dia dan Tian wall to wall dan saling mention bareng, apalagi mereka berdua seperti pacar yang sedang dimabuk cinta. Tentunya hal itu membuat aku cemburu. Aku tahu si Ari hanya pura-pura. Belum lagi Ari mengupload fotonya bersama Tian di facebook sebagai foto profilnya, begitupun dengan Tian.  sampai saat ini Tian belum tahu perasaanku, dan mungkin akan tersimpan selamanya. Aku menyesal dulu telah bilang bohong ke Tian.  Sekarang sudah Pupus harapanku. Cintaku ini hanya bertepuk sebelah tangan.
Tian aku sayang kamu, aku kangen kenangan kita dulu.
Mungkin benar kata orang “jika mencintai orang lain secara diam-diam, pada akhirnya hanya akan mendoakannya serta akan merelakannya”.

By: zahrina Oktaviana